SMP NEGERI 26 SURABAYA
  NPP : 357814D1007537
  Instagram : @perpus_smpn26surabaya
  Tik Tok : @lumbungilmu.perpus26sby
  E-mail : perpussmpn262023@gmail.com
  Alamat : SMPN 26 Jl. Banjarsugihan No. 21, Tandes, Surabaya
SEKILAS INFO >
    Belum ada info

Hitung Mundur Hari Pertama Masuk Sekolah 14 Juli 2025 06:20:00

Memuat...

Aqila dan X Yang Dicari

Diterbitkan pada: 25 Jun 2025 22:14 WIB Dibaca: 104x

Karya: Made Fitri Andriana (Kelas 7-I Tahun Pelajaran 2024-2025)


Di suatu desa yang kecil ada seorang anak yang bernama Aqila Safara, dia adalah anak dari seorang petani. Setiap hari dia membantu ayahnya untuk menanam padi. Aqila sangat ingin menjadi pemuda yang berprestasi saat sudah dewasa. Dia selalu belajar setiap hari, dia juga sering mengintip dari jendela kelas untuk menambah pengetahuannya dan juga untuk mengisi waktu luangnya. Aqila memang tidak bersekolah tapi dia selalu belajar layaknya dia sedang bersekolah.

Suatu hari, Aqila mulai tertarik dengan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah yaitu Matematika. Dirinya mulai mencari tahu bagaimana caranya agar bisa menguasai mata pelajaran itu. Saat Aqila sedang belajar, tiba-tiba ada seorang anak yang menghampirinya, dia bernama Bunga Nafisa, dia adalah anak yang menyadari bahwa Aqila sering mengintip di jendela kelasnya.

Dia bertanya kepada Aqila, “Hai namamu siapa?” ujarnya. Kemudian Aqila menjawab, “Namaku Aqila, kamu siapa?” tanyanya kembali. “oh.. namaku Bunga, aku sering melihatmu di jendela kelasku apa yang kamu lakukan di situ?” jawab Bunga sambil melontarkan pertanyaan yang selama ini dipendamnya, “aku sedang mendengarkan penjelasan guru saat mengajar, aku hanya bisa menyimak pelajaran lewat jendela saja.. karena aku tidak bersekolah jadi ya aku mengintip aja deh” jawab Aqila sambil tersenyum.

Dua anak itu pun tertawa saat mendengar jawaban Aqila. Bunga kembali bertanya, “oh iya pelajaran apa yang kamu sukai?”, “aku sangat menyukai pelajaran matematika karena bagiku itu adalah pelajaran yang paling menantang dan aku suka sekali dengan tantangan” jawab Aqila.

“Matematika? Mmm sebentar, (sambil mengeluarkan buku matematikanya) nah ketemu.... kebetulan tadi aku habis belajar matematika, apa kamu sudah bisa tentang pelajaran ini Aqila?” sahut Bunga.

“Bisa!”, Aqila menjawabnya dengan percaya diri, “yaudah coba kamu kerjakan satu soal ini” ujar Bunga. Aqila pun langsung mengerjakan soal tersebut sampai selesai, “wah.. hebat banget kamu, kamu mau ikut lomba Olimpiade matematika? Kebetulan besok ada seleksi lomba Olimpiade di Balai, aku daftar in ya?” tawar Bunga. Aqila pun mengangguk senang saat mendengar tawaran dari temannya itu.

Bunga memang anak yang sangat royal kepada temannya dan pada saat itu mereka juga menjadi sahabat. Saat seleksi dimulai Aqila tidak lupa memberi semangat untuk dirinya sendiri dan juga berdoa untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Aqila sangat fokus dalam mengerjakan soal Olimpiade itu, Aqila mengerjakan dengan ilmu yang sudah ia pelajari selama ini. Saat seleksi selesai, tiba saatnya untuk mengumumkan siapa yang lolos ke tingkat kabupaten.

“kira-kira aku lolos Ngga ya?” tanyanya dalam hati, dan ya dia lolos ke tingkat kabupaten. Pada saat Aqila masuk ke tingkat kabupaten, dia masuk ke dalam babak final yang dimana itu adalah babak menuju kemenangan. Lagi dan lagi usaha Aqila tidak mengkhianati hasil, dia masuk ke dalam kategori 5 besar pada saat itu.

“Ya tuhan... semoga dari usaha yang sudah kulewati selama ini bisa menghasilkan hasil yang terbaik ya” Aqila dalam hati.

Tiba saat pengumuman juara, Aqila merasa sangat tegang dia selalu berdoa di dalam hati kecilnya berharap dia bisa menang.

Tiba saat host acara mengumumkan juara pertama, “dan inilah yang ditunggu-tunggu, juara pertama Olimpiade matematika nasional tahun ini adalah.....”, pada saat itu Aqila tidak terlalu berharap karena juga baru pertama kali mengikuti lomba seperti itu, “dan ya juara pertama tahun ini adalah...Aqila Safara”. Aqila sangat kaget mendengar hal itu dia pun langsung maju untuk menerima hadiah tersebut.

Aqila merasa senang dan ingin terus berusaha mengasah pikirannya karena dia tahu di matematika banyak sekali soal yang sangat menjebak. Di dalam kesempatannya dan usahanya tentu ada seorang teman yang selalu menemaninya yaitu Bunga , dia tidak lupa untuk berterima kasih kepada Bunga karenanya dia bisa melanjutkan Olimpiade yang diimpikannya sampai menuju tingkat internasional menjadi sebuah kenyataan.

Kembali

Komentar

Tinggalkan Komentar

    Belum ada komentar yang disetujui untuk cerpen ini.